Kamis, 13 November 2008

Kategori - Kategori Sperma

Kategori A : spermatozoa bergerak cepat ke depan

Kategori B : spermatozoa bergerak cepat / lambat dan tidak beraturan (tidak ke depan)

Kategori C : spermatozoa bergerak ditempat

Kategori D : spermatozoa tidak bergerak

dari keempat kategori tersebut, spermatozoa dikatakan normal bila kategori A sama dengan 25 % dan B lebih dari 25 % atau (A+B) lebih dari 60 % dalam 60 menit setelah dikoleksi

Selasa, 11 November 2008

Pemeriksaan Makroskopis

pemeriksaan makroskopis meliputi pemeriksaan volume, pH, warna, bau dan viskositas.
  • Volume diukur dengan gelas ukur yang berskala 0,1 ml.
  • pH diperiksa dengan kertas lakmus (yang dapat di beli di toko alat kimia) dengan pH 6,6-8,0 secara normal sperma bersifat basa.
  • Bau dibedakan atas bau khas, amis, dan busuk.
  • Warna dibedakan atas warna putih keruh (kekuningan), putih keabuan, dan putih kemerahan.
  • Viskositas atau kekentalan ditentukan dengan pipet Eliasson dan stopwatch atau dapat juga secara kualitatif

Kamis, 06 November 2008

Lowongan KerjaTrans Tv

JobVaganza

Come and join the vaganza at JobVaganza
7-9 November, Balai Kartini Jakarta
Mulai pukul 09.00 WIB - 17.00 WIB

Join Our Innovative and Imaginative TRANS TV TEAM Our company is one of the prestigious and rapidly growing televisions and aims to be one of the best TV stations in Indonesia.

At Present, We are looking for :

Production

1. Creative
2. Production Assistant
3. Scriptwriter
4. Production Creative Development Centre
5. UPM
6. Talent
7. Floor Director

Technical Services

1. Editor
2. Camera Person
3. Set Design
4. Set Builder
5. Set Property
6. Set Crew
7. Virtual Operator
8. Wardrobe
9. Audioman

Sales & Marketing

1. Account Executive
2. Marketing Services
3. Sales Assistant
4. Computer Graphic

News

1. Presenter
2. Reporter
3. UPM
4. Research Creative Development

FRM

1. Accounting
2. Finance
3. BMA

HRD

1. Organizational Development
2. Training
3. Recruitment
4. Administration
5. HRIS

Corporate Services

1. Receptionist

Programming

1. On Air Presentation
2. Quality Control
3. Tape & Dispatch Library Staff

And any other job opportunities that you can find…


thanks to www.transtv.co.id

Jumat, 10 Oktober 2008

beberapa istilaH dalam pelaporan HasiL analisiS Sperma


Azoospermia, tidak terdapat spermatozoa dalam ejakulat, setalah di sentrifuge,
Extreem Oligo, jumlah spermatozoa kurang dari 5 juta per ml ejakulat,
Oligospermia, jumlah spermatozoa antara 5-<20>3
Haemospermia, terdapat eritrosit dalam ejakulat,
Normospermia, terdapat spermatozoa 20 juta per ml ejakulat, motilitas baik 50 % atau lebih, spermatozoa normal 50 % atau lebih,
Hypospermia, Volume ejakulatdari 1 ml,
Hyperspermia, volume ejakulat lebih dari 6 ml

Senin, 06 Oktober 2008

Sperm Morphology




The sperm illustrations are derived from stained spermatozoa smears in the teaching laboratory and from the information and drawings/photos in the Atlas of Sperm Morphology by M. M. Adelman and E. M. Cahill (ASCP Press) -- 1989.

KEY FOR NORMAL AND ABNORMAL SPERM MORPHOLOGY

[1] Normal sperm, first variation.
[2] Normal sperm, second variation.
[3] Normal sperm, third variation.
[4] Normal sperm, fourth variation.
[5] Normal sperm, fifth variation.
[6] Normal sperm, sixth variation.
[7] Juvenile sperm with a cytoplasmic residue, first variation.
[8] Juvenile sperm with a cytoplasmic residue, second variation.
[9] Sperm with vacuolation.
[10] Sperm with acrosomal deficiency, first variation.
[11] Sperm with acrosomal absence.
[12] Sperm with acrosomal deficiency, second variation.
[13] Elongated post-acrosomal (nuclear) region, first variation.
[14] Elongated post-acrosomal (nuclear) region, second variation.
[15] Flattened post-acrosomal (nuclear) region.
[16] Bicephalic or double-headed sperm, first variation.
[17] Bicephalic or double-headed sperm, second variation
[18] Bicephalic or double-headed sperm, third variation
[19] Bicephalic or double-headed sperm, fourth variation
[20] Sperm with kinked tail.
[21] Sperm with a kinked mid-piece.
[22] Sperm with a coiled tail.
[23] Sperm with an aberrant implantation of the head.
[24] Sperm abnormal cytoplasmic extrusions of the head.
[25] Megalosperm or giant headed sperm.
[26] Sperm without a mid-piece (absence of mitochondria sheath).
[27] Sperm with coiled tail about the head.
[28] Sperm with an elongated head.
[29] Microsperm or miniature-headed sperm.
[30] Pin-headed sperm.
[31] Sperm with an amorphous head.
[32] Double-tailed sperm.
[33] Sperm with a roughened head, first variation.
[34] Sperm with a roughened head, second variation.
[35] Sperm with a roughened head, third variation.
[36] Sperm with post-acrosomal or nuclear deficiency.
[37] Immature germ cell, first variation.
[38] Immature germ cell, second variation.
[39] Spermatid with a short tail-piece.

Senin, 22 September 2008

Tindakan seksual pria

Rangsangan saraf untuk melaksanakan tindakan seksual pria


Sumber impuls terpenting untuk menimbulkan tindakan seksual pria adalah penis, karena penis mengandung sistem saraf sensoris yang sangat rapi yang menghantarkan ke susunan saraf pusat. Suatu kesan modalitas khusus yang dinamakn kesan seksual. Pemijatan penis waktu berhubungan kelamin, merangsang sistem saraf sensoris, dan kesan seksual selanjutnya dihantarkan melalui nervus pudendus, kemudian ke pleksus sakralis masuk ke bagian sakral medula spinalis, terakhir berjalan ke atas melalui medula spinalis menuju ke daerah-daerah serebrum, impuls juga dapat masuk medula spinalis dari daerah-daerah yang berdekatan dengan penis, untuk membantu merangsang tindakan seksual. Misalnya perangsangan anus, dan skrotum. Umumnya semua dapat mengirimkan impuls ke dalam medula spinalis yang menambah kesan seksual. Kesan seksual juga dapat berasal dari struktur dalam, seperti perangsangan daerah uretra, kandung kemih, prostat, vesika seminalis, testis, dan vas deferens.

Salah satu penyebab pengendalian seksual mungkin pengisian yang berlebihan organ seksual dengan sekret, infeksi, dan peradangan berlebihan organ seksual. Kadang-kadang hampir selalu menyebabkan hasrat seksual terus-menerus. Unsur psikis yang sesuai dapat sangat meningkatkan kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan seksual. Memikirkan gagasan seksual atau malah hampir mimpi sedang melakukan hubungan seksual dapat menyebabkan terjadinya tindakan seksual pria dan mencapi puncaknya pada ejakulasi. Tentu saja emisi keluar pada waktu malam hari waktu mimpi terjadi pada banyak pria selama beberapa stadium kehidupan seksual integrasi.

Tindakan seksual pria pada medula spinalis walaupun faktor psikis biasanya memegang peranan sebagian pada tindakan seksual pria dan jelas dapat ditimbulkannya, serebrum mungkin tidak diperlukan secara absolut untuk pelaksanaannya, karena perangsangan alat kelamin yang cocok dapat menyebabkan ejakulasi pada beberapa hewan dan kadang pada manusia yang medula spinalisnya telah dipotong didaerah lumbal. Oleh karena itu tindakan seksual pria akibat refleks yang terintegrasi pada medula spinalis daerah sakral dan lumbal, dan mekanisme ini dapat ditimbulkan oleh perangsangan psikis atau perangsangan seksual yang sebenarnya.

Stadium –stadium tindakan seksual pria

Ereksi merupakan efek pertama rangsangan seksual pria dan derajat ereksi sebanding dengan derajat perangsangan, baik psikis atau fisik. Ereksi disebabkan oleh impuls parasimpatis yang berjalan dari bagian sakral medula spinalis melalui nervus erigentes ke penis. Impuls parasimpatis ini melebarkan arteri penis dan mungkin serantak menyebabkan konstriksi pada vena-vena, jadi memungkinkan darah arteri mengalir dengan tekanan tinggi masuk ke jaringan erektil penis. Jaringan erektil ini bukan merupakan sinusoid sinus kavernosus yang besar, yang dalam keadaan normal relatif kosong tapi akan sangat melebar bila darah arteri mengalir masuk ke dalamnya sementara aliran vena sebagian dibendung. Juga, bdan erektil, terutama kedua korpus kavernosa, dikelilingi oleh lapisan fibrosa yang kuat; oleh karena itu, tekanan yang tinggi di dalam sinusoid menyebabkan penggembungan dari jaringan erektil yang berlebihan sehingga penis menjadi keras dan memanjang.

Lubrikasi, suatu fungsi parasimpatis selama rangsangan seksual, impuls parasimpatis, selain meningkatkan ereksi, menyebabkan kelenjar uretra dan kelenjar bulbourctralis mensekresi lendir. Lendir ini mengalir melalui uretra selama berhubungan seksual untuk membantu melubrikasi selama koitus. Akan tetapi, kebanyakan lubrikasi selama koitus lebih disediakan oleh organ kelarnin wanita daripada oleh pria. Tanpa lubrikasi yang cukup, aksi seksual pria jarang berhasil dengan baik karena hubungan seksual dengan lubrikasi yang tidak cukup menyebabkan gangguan dan nyeri yang bersifat lebih menghambat daripada sensasi seksual yang lebih menyenangkan.

Emisi dan ejakulasi; fungĂ­s saraf simpatis. Emisi dan ejakulasi adalah puncak dari aksi seksual pria. Ketika rangsangan seksual menjadi amat kuat, pusat refleks pada medula spinalis mulai mele¬pas impuls simpatis yang meninggalkan medula pada L-l dan L-2 dan menyebrang ke organ kelamin melalui pleksus hipogastrik dan pleksus simpatis pelvikus untuk mengawali emisi, dan selanjutnya ejaku¬lasi.

Emisi dimulai dengan kontraksi vas deferens dan ampula yang menyebabkan keluarnya sperma ke dalam uretra interna. Kemudian, kontraksi otot yang melapisi kelenjar prostat akhirnya diikuti dengan kontraksi vesikula seminalis yang mengeluarkan cairan prostat dan cairan seminal, mendorong sperma lebih jauh. Semua cairan ini bercampur dalam uretra interna dengan mukus yang telah disekresi oleh kelenjar bulbouretratis dan membentuk semen. Proses tersebut adalah emisi.

Pengisian uretra interna secara serempak menge¬luarkan sinyal sensoris yang dihantarkan melalui saraf pudendus ke regio sakralis medula spinalis, yang menimbulkan suatu sensasi kepenuhan yang mendadak dalam organ kelamin interna. Juga, sinyal sensoris lebih jauh lagi membangkitkan kontraksi ritmik dan organ kelamin interna dan menyebabkan kon¬traksi otot-otot iskiokavernosus dan bulbokavernosus yang menekan dasar jaringan erektil penis. Kedua pengaruh ini menyebabkan peningkatan tekanan ritmik seperti gelombang di dalam duktus genital dan uretra, yang "mengejakulasikan" semen dari uretra ke luar. Proses ini disebut ejakulasi. Pada waktu yang sama, kontraksi berirama dari otot pelvis dan bahkan beberapa otot tubuh menyebabkan gerakan pendorongan pelvis dan penis, yang juga membantu mengalirkan semen ke dalam bagian terdalam vagina dan mungkin bahkan sedikit ke dalam serviks uterus.

Keseluruhan periode emisi dan ejakulasi ini disebut orgasme pria. Pada akhir proses tersebut, gairah seksual pria menghilang hampir secara keseluruhan dalam 1 sampai 2 menit, dan ereksi menghilang, suatu proses yang disebut resolusi.

Kamis, 18 September 2008

PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara didefinisikan sebagai udara yang mengandung satu atau lebih bahan kimia atau kondisi (panas) yang berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan, dan benda (Soegianto, 2005). Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global (Anonimus, 2008).

Bahan pencemaran udara dapat berasal dari sumber alam maupun dari akibat kegiatan manusia. Yang berasal dari sumber alam menurut Soegianto (2005) antara lain :

1. Debu dan bahan partikulat lainnya yang berasal dari tanah yang tertiup angin atau badai

2. SO2 dan bahan partikulat dari kegiatan gunung berapi,

3. CO, NO, dan bahan partikulat dari kebakaran hutan,

4. Hidrokarbon dan serbuk sari dari tumbuhan,

5. Methane dan H2S dari dekomposisi tumbuhan,

6. Partikel garam dari laut

7. Transportasi

8. Industri

9. Pembangkit listrik

10. Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar)

Sedangkan bahan pencemaran udara yang berasal dari sumber lain menurut Anonimus (2008)antara lain :

· Transportasi amonia

· Kebocoran tangki klor

· Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah

· Uap pelarut organik

Pada Tabel 1 menyajikan klasifikasi jenis polutan utama di udara (luar ruang) (Soegianto, 2005)

Tabel 1. Kelas Utama Pencemaran Udara (Soegianto, 2005)

Kelas

Contoh

Carbon oxides

Carbon monoxide (CO), Cabon dioxide (CO2)

Sulfur oxides

Sulfur dioxide (50;0, Sulfur trioxide (503)

Nitrogen oxides

Nitric oxide (NO), nitrogen dioksida (NO:z), nitrous


oxide (N20) (NO dan N02 sering tergabung bersama


dan diberi label NOx

Volatile Organic Compound

Methane (CH4), propane (C3H8), chforofluorocarbons

(VaGs)

(GFGs)

Suspended particulate matter

Partikel padat (debu, jelaga, asbestos, timbal, nitrat

(SPM)

dan garam sulfat), butiran air (asam sulfat, PCBs,


dioxines dan pestisida)

Photochemical oxidants

Ozon (03), peroxyacyf nitrates (PANs), hydrogen


peroxide (H202)

Radioactive substances

Radon-222, iodine-131, strontium-90, plutonium-239

Hazardous air pollutants (HAPs),

Carbon tetrachloride (CCI4), methyl chloride (CH3Cl),

yang dapat menyebabkan

chloroform (CHCI3), benzene (CsHs), etylene

gangguan kesehatan seperti

dibromide (C2H2Br 2)' formaldehyde (CH202

kanker, gangguan sistem saraf


dan cacat kelahiran



Dampak negatif pencemaran udara dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3. Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk hidup. Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan partikulat matter adalah beberapa parameter polusi udara yang dominan dihasilkan oleh sumber pencemar. Dari pantauan lain diketahui bahwa dari beberapa kota yang diketahui masuk dalam kategori tidak sehat berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara) adalah Jakarta (26 titik), Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik), Bandung (1 titik), Medan (6 titik), Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan Baru (14 titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori sangat tidak sehat berdasarkan pantauan lapangan [1] (Sudrajad, 2005).

Tabel 2. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) (Sudrajad, 2005).

Kategori

Rentang

Karbon monoksida (CO)

Nitrogen (NO2)

Ozon (O3)

Sulfur dioksida (SO2)

Partikulat

Baik

0-50

Tidak ada efek

Sedikit berbau

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan SO2 (Selama 4 Jam)

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan akibat kombinasi dengan O3 (Selama 4 Jam)

Tidak ada efek

Sedang

51 - 100

Perubahan kimia darah tapi tidak terdeteksi

Berbau

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan

Luka pada Beberapa spesies tumbuhan

Terjadi penurunan pada jarak pandang

Tidak Sehat

101 - 199

Peningkatan pada kardiovaskular pada perokok yang sakit jantung

Bau dan kehilangan warna. Peningkatan reaktivitas pembuluh tenggorokan pada penderita asma

Penurunan kemampuan pada atlit yang berlatih keras

Bau, Meningkatnya kerusakan tanaman

Jarak pandang turun dan terjadi pengotoran debu di mana-mana

Sangat Tidak Sehat

200-299

Meningkatnya kardiovaskular pada orang bukan perokok yang berpenyakit Jantung, dan akan tampak beberapa kelemahan yang terlihat secara nyata

Meningkatnya sensitivitas pasien yang berpenyakit asma dan bronchitis

Olah raga ringan mengakibatkan pengaruh parnafasan pada pasien yang berpenyaklt paru-paru kronis

Meningkatnya sensitivitas pada pasien berpenyakit asma dan bronchitis

Meningkatnya sensitivitas pada pasien berpenyakit asma dan bronchitis

Berbahaya

300 - lebih

Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar

Sumber: Bapedal [1]

Tabel 3. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang (Sudrajad, 2005).

Pencemar

Sumber

Keterangan

Karbon monoksida (CO)

Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri

Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9 ppm)

Sulfur dioksida (S02)

Panas dan fasilitas pembangkit listrik

Standar kesehatan: 80 ug/m3 (0.03 ppm)

Partikulat Matter

Buangan kendaraan bermotor; beberapa proses industri

Standar kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun; 150 ug/m3

Nitrogen dioksida (N02)

Buangan kendaraan bermotor; panas dan fasilitas

Standar kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm) selama 1 jam

Ozon (03)

Terbentuk di atmosfir

Standar kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm) selama 1 jam


Sumber: Bapedal [2]


Pada Tabel 3 menunnjukkan bahwa sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di tahun 2003 turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun) [3]. Hal ini menandakan Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan tentang pengurangan emisi baik sektor industri maupun sektor transportasi darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi baru pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia (Sudrajad, 2005).

Pengaruh pencemaran udara untuk kesehatan manusia adalah saat kitam hirup udara tersebut. Udara akan masuk ke dalam trachea yang kemudian masuk ke dalam dua bronchial tubes dari paru. Bronchial tube ini terbagi menjadi saluran-sa!uran kecil yang jurnlahnya sangat banyak dikenal dengan nama bronchiole tubes. Pada ujung bronchiole tubes terdapat jutaan kantong udara berukuran sangat kecil yang dinamakan alveoli. Oksigen yang terdapat dalam udara mengalir melalui dinding alveoli, yang selanjutnya diikat oleh hernoglobin di dalarn darah. Pada saat yang sama, karbon dioksida mengalir dari darah melalui dinding alveoli masuk ke dalam paru untuk kemudian dikeluarkan (Soegianto, 2005).

Menurut Soegianto (2005) kecepatan reaksi karbon monoksida yang berasal dari asap rokok dan kendaraan bermotor dengan hemoglobin darah adaiah 200 kali lebih cepat daripada kecepatan reaksi oksigen dengan hemoglobin. Hemoglobin orang yang sedang merokok mengandung sedikitnya 5-20% karbon monoksida. Karbon monoksida dalam hemoglobin ini dapat menyebabkan sakit kepala, lelah, dan gangguan emosi. Selain itu dapat menyebabkan kerja jantung semakin berat karena harus memompa darah untuk mensuplai kebutuhan oksigen. Akibatnya dapat menyebabkan penyakit cardiovascular dan pembesaran jantung. Sistem respirasi manusia mempunyai sejumlah mekanisme pertahanan untuk me1indungi tubuh dari pencemaran udara:

1. Rambut di dalam hidung berperan menyaring partikel yang berukuran besar,

2. Lendir yang disekresikan di saluran pernapasan bagian atas berpernn menangkap partikel kecil dan melarutkan beberapa polutan.

3. Bersin dan batuk berperan mengusir udara yang terce mar dan lendir berperan untuk mengusir polutan yang mengiritasi sistem pernapasan.

4 Ratusan sampai ribuan silia yang terdapat di saluran pernafasan berfungsi mengeluarkan lendir dan benda asing.

Merokok dan pemaparan oleh pencemaran udara yang berat (seperti ozon, SO2 dan NO2) dapat merusak dan memperlambat kerja silia, sehingga bakteri dan partikel halus lainnya mudah masuk ke dalam alveoli, yang dapat menyebabkan infeksi dan terjadi kanker paru (Soegianto, 2005).

Selanjutnya penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh polusi udara menurut Bapedal (2007) adalah:

1. Bronchitis kronika. Pengaruh pada wanita maupun pria kurang lebih sama. Hal ini membuktikan prevalensinya tak dipengaruhi oleh macam pekerjaan sehari-hari. Dengan membersihkan udara dapat terjadi penurunan 40% dari angka mortalitas.

2. Emphysema pulmonum.

3. Bronchopneumonia.

4. Asthma bronchiale.

5. Cor pulmonale kronikum.
Di daerah industri, dapat ditemukan prevalensi tinggi penyakit ini.

6. Kanker paru. Stocks & Campbell menemukan mortalitas pada non-smokers di daerah kota 10 kali lebih besar daripada daerah rural.

7. Penyakit jantung, juga ditemukan dua kali lebih besar morbiditasnya di daerah dengan polusi udara tinggi. Karbon-monoksida ternyata dapat menyebabkan bahaya pada jantung, apalagi bila telah ada tanda-tanda penyakit jantung ischemik sebelumnya. Afinitas CO terhadap hemoglobin adalah 210 kali lebih besar daripada O2 sehingga bila kadar CO Hb sama atau lebih besar dari 50%, akan dapat terjadi nekrosis otot jantung. Kadar lebih rendah dari itu pun telah dapat mengganggu faal jantung.

8. Kanker lambung, ditemukan dua kali lebih banyak pada daerah dengan polusi tinggi.

9. Penyakit-penyakit lain, umpamanya iritasi mata, kulit dan sebagainya banyak juga dihubungkan dengan polusi udara. Juga gangguan pertumbuhan anak dan kelainan hematologik pernah diumumkan. Di Rusia pernah ditemukan hambatan pembentukan antibodi terhadap influenza vaccin di daerah kota dengan tingkat polusi tinggi, sedangkan di daerah lain pembentukannya normal.

Upaya pengendalian dari pencemaran udara maka pengendalian polusi udara juga berarti pengendalian emisi kendaraan bermotor. Pengendalian tingkat ini adalah pengendalian terhadap simpul A dalam "teori simpul". Apabila memungkinkan, selain peraturan perundangan yang berlaku umum, dapat pula dibuat peraturan yang khusus untuk mengelola sumber-sumber pengotor udara. Peraturan seperti ini dikenal sebagai standar emisi, khususnya emisi kendaraan bermotor. Kualitas hasil atau sisa pembakaran tergantung antara lain dari kualitas bahan bakar yang digunakan. Namun, kualitas pembakaran oleh kendaraan bermotor tidak kalah pentingnya. Karena itu, perawatan kendaraan dan perlu pembatasan usia kendaraan mutlak dilakukan. Hal ini memungkinkan dilakukan jika secara berkala dilakukan uji emisi kendaraan. Kendaraan bermotor yang beroperasi di kota harus telah lulus uji emisi (Bapedal, 2007).

Peran serta masyarakat dalam mengurangi polusi pada udara ambient, dalam hal ini intervensi terhadap simpul B, sangat diperlukan. Gerakan penghijauan seyogianya terus ditingkatkan, terutama dimulai dari tempat tinggal masing-masing. Sangat dianjurkan menggunakan pohon yang berdaun lebar atau yang berpotensi mengurangi polusi udara. Misalnya setiap keluarga, terutama di kota, menanam sebuah bibit pohon angsana. Niscaya lima tahun ke depan, telah tercipta lingkungan yang asri dan terhindar dari polusi udara. Demikian pula taman-taman kota perlu digalakkan untuk mengimbangi polusi udara kota dan agar "langit biru" tidak sekedar menjadi isapan jempol (Bapedal, 2007).

8 IMPORTANT HORMONE IN HUMAN

1. Human growth hormone (HGH) is the most important hormone, is     responsible for regulating growth in a person. in addition to growth, t...